ILMU HADITS : Menguatkan Hadits dengan Banyaknya Jalur Tidak Bersifat Mutlak


 

Menguatkan Hadits dengan Banyaknya Jalur Tidak Bersifat Mutlak

Sudah dikenal oleh ahli ilmu bahwa hadits akan menjadi kokoh (kuat) dan dapat dijadikan hujjah manakala diriwayatkan dari berbagai jalur, meskipun secara tersendiri masing-masing jalur itu lemah. Ini tidak bersifat mutlak. Artinya, menurut peneliti hadits, kekokohan hadits ini tetap ada jika kelemahan para perawinya dari berbagai jalur berada pada jeleknya hafalan mereka. Bukan pada kejelekan (muttaham) kejujuran atau kejelakan agama mereka yang dipertanyakan, yang ini menyebabkan tidak kuatnya hadits meskipun banyak memiliki jalur.

Beginilah apa yang dinukil oleh peneliti hadits, Al-Munawi, dalam Faidlul-Qadiir dari para ulama mereka mengatakan : “Jika sudah parah, kelemahan itu tidak dapat diperbaiki dengan mendatangkannya dari sisi lain meskipun banyak jalur”.

Oleh sebab itu, mereka sepakat atas lemahnya hadits : “Barangsiapa yang menghapal dari kalangan umatku empat puluh hadits” [Hadits ini ditakhrij dalam Adl-Dla’iifah 4589].

meskipun memiliki banyak jalur, karena kelemahannya yang sangat dan tidak bisa diperbaiki.
Berbeda jika masih ringan. Kelemahan itu dapat diperbaiki dan diperkuat. Lihatlah masalah ini dalam Qawa’idut-Tahdits (halaman 90) dan Syahun-Nukhbah (halaman 25).

Bagi orang yang ingin memperkuat hadits dengan banyaknya jalur, hendaklah ia memperhatikan para perawi masing-masing jalur, sehingga menjadi jelas baginya kelemahan hadits tersebut. Namun sangat disayangkan, sedikit sekali ulama -terutama mereka yang lahir belakangan – yang melakukan hal itu. Mereka melakukan penguatan hadits sekedar menempuh jalan orang lain tanpa mengadakan penelitian atau mengetahui hakekat kelemahan hadits. Bagi orang yang ingin mengetahui contoh-contoh hadits di atas, dapat menemukan banyak sekali pada kitab-kitab takhrij, terutama kitab saya (yaitu Syaikh Al-Albani rahimahullah) Silsilah Al-Ahaadits Adl-Dla’iifah.

Sumber :

Ditulis oleh Abu Al Jauzaa

Tinggalkan komentar